Acrilic chapter 3: the last tragedy
“MERLINN!!” teriak Marlin.
“Hentikan itu! Kumohon hentikan!!” teriak Marlin sambil menangis.
“Eeek.., errgh!..,” profesor Kuy meronta-ronta.
“Tolong hentikan Merlin!” mohon profesor May sampai suaranya serak.
Namun, tak ada yang bisa menghentikan Merlin mencekik profesor Kuy.
“APAKAH INI YANG AYAH INGINKAN?!!” kata-kata itu tiba-tiba meluncur dari bibir Marlin. Semua terdiam. Bahkan Merlin berhenti mencekik profesor Kuy. Tapi tiba-tiba.., BRUUK!! Marlin pingsan. “Ung..,” Marlin bergumam.
“Aku dimana?” desisnya.
“Kamu ada dirumah sakit.” Sahut seseorang.
“Profesor May?!” pekik Marlin.
“Aku dimana?” tanya Marlin.
“E,ee…, dirumah sakit.” Jawab profesor May gagap.
“Kenapa aku ada dirumah sakit?” tanya Marlin lagi.
“Uum.., itu, kamu terjatuh sampai pingsan.” Jawab profesor May berbohong.
Marlin hanya mangut-mangut dan tidak bertanya lagi.
“Dimana…, profesor Kuy?” tanya Marlin tiba-tiba. Profesor May kaget.
“Dia sudah pulang.” Jawab profesor May singkat. Marlin mengangguk.
BEBERAPA BULAN KEMUDIAN..,
Marlin sedang membereskan buku.
“Marlin! Makan, yuk!” ajak Doubt. Teman Marlin.
“Iya, sebentar!” sahut Marlin. Marlin dan Doubt lalu pergi ke kafetarobot.
“Mesti antri, ya?! Lama sekali!” keluh Marlin.
“AAAKH!!” seorang anak terjatuh.
“Sudah kubilang, jangan menghalangiku!!” bentak seorang anak.
“Kenapa itu?” tanya Marlin kepo.
“Korban bully Serina.” Jawab Doubt pelan.
“Siapa itu Serina?” tanya Marlin.
“Dia adalah Trouble maker disekolah ini, dia sudah membully puluhan siswa.” Jawab Doubt sambil berbisik.
“Apa?! Jahat sekali!” kata Marlin kesal.
“Kamu jangan coba-coba melawannya! Atau kamu akan menyesal, lho!” tutur seorang anak.
“Eh?” Marlin menoleh.
“Ah, maaf! Namaku Sarah.” Ucap Sarah sambil tersenyum dan mengulurkan tangan. “Hai, aku Marlin!” Marlin balas menjabat tangan Sarah.
“Oh ya, bagaimana kamu bisa tau banyak tentang Serina?” tanya Marlin.
“Um…, ya, semua kan, tau tentang Serina jadi aku tahu..,” jawab Sarah terbata-bata.
                                                         ******
“Jadi, mereka bersinar saat sinar spenix melakukan pencahayaan vertical.” Ujar miss Tein. Hampir semua murid tertidur pulas.
“Hei! Kalian dengar tidak?!!” bentak Miss Tein.
“Ya, Miss!!” koor sekelas.
“Awas saja! Kalau miss melihat kalian tidur!” ancam miss Tein. Namun, sepertinya Rineo tidak mendengarkan nasihat miss Tein. Dia malah bermain game di screensaver. “RINEO!!” tegur miss Tein. “Apa miss?” tanya Rineo sok manis.
“Kenapa kamu malah bermain game terang-terangan didepan miss?!!” bentak miss Tein. “Kan miss bilang, ‘Awas saja kalau miss melihat kalian tidur’ kan, miss ngomong kalau tidur aku kan tidak tidur,” jawab Rineo santai.
“Hahahahaha!!” satu kelas langsung tertawa.
“DIAM!!” bentak miss Tein. Semua murid seketika diam.
“Rineo kamu memang tidak tidur tapi bermain game! Jadi, silakan bersihkan aula tanpa alat apapun kecuali sapu!!” perintah miss Tein.
“Sekarang, miss?” canda Rineo. Sekali lagi satu kelas tertawa.
“Jangan bercanda! Cepat pergi! Sebelum miss tambahi hukumanmu!!” ancam miss Tein. Rineo pun, langsung kocar-kacir.
                                                      *********
Saat istirahat kedua, Marlin sedang berjalan dikoridor sekolah sampai tiba-tiba…,
“AAA!! Tolong aku!!” teriak seseorang.
“MERLIN?! APA?!!” pekik Marlin. Di depan matanya, Marlin melihat adik kesayangannya dibekap oleh dua orang asing.
“Mereka menculik Merlin!! Apalagi, Screenseaver-nya diambil!! Aduh!, bagaimana ini?!!” Marlin mengacak-acak rambutnya. Tanpa Screenseaver, kaum robot tidak bisa mengeluarkan senjata dari tubuhnya, dan tidak bisa mentrasfer sesuatu.
Aku harus bagaimana?! Gumam Marlin panik di dalam hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baru! RTV Akan Hadirkan Anime MY HERO ACADEMIA!