Cerpen Hai
Miiko
Kue masa depan
Hari ini
valentine, seperti biasa, Miiko membagikan kue pada teman-temannya.
“Mari-chan!
Ini, coklat tanda sahabat!” ujar Miiko.
“Makasih!
Ini juga cokat tanda sahabbat!” balas Mari-chan.
“Tappei! Ini
coklat tanda sahabat!” Miiko memberikan coklat. Tappei terdiam.
“Jelas-jelas
ini brownies, bodoh!” ejek Tappei.
“APA?!
Padahal sudah kuberi coklat!” bentak Miiko.
“Iya, iya,
maaf!”
*******
“Coklat Yuko
enak!” puji Miiko.
“Iya! Coklat
Yuko akan kumakan sambil menggambar komik!” ucap Mari-chan.
“Hahaha…,
kalian bisa saja, coklat kalian juga enak, kok!” ujar Yuko.
“Tadi kata
Tappei, ‘Jelas-jelas ini brownis, bodoh!’
begitu!” kata Miiko emosi.
“Harusnya
Tappei bersyukur, kita kasih coklat!” cibir Mari-chan.
“Iya, betul!
Apa sampai dewasa dia juga begitu?” gumam Miiko.
“Ingin
kuperlihatkan masa depan?” ujar seseorang.
“Eeh?!” Miiko,
Yuko, dan Mari-chan tersentak.
“Duh…, kamu
lagi.., yang ada dijilid 19, 25, dll.” Keluh Miiko.
“Mau
memperlihatkan masa depan katamu? Pakai
apa?” tanya Mari-chan.
“Dengan kue
ini..,” ujar penyihir aneh itu.
“Berapa
harganya?” tanya Yuko.
“Karena
kalian bertiga, ini gratis.” Ujar si penyihir aneh.
“Hm….,
gimana caranya?” tanya Miiko.
“tinggal
kalian makan saja kue, itu.” Jawabnya pendek. Miiko, Yuko, dan Mari-chan
memakan kue itu. SRIINGG!!.
“Yuko!”
teriak Kenta.
“Tappei! Ayo
kita beli kue itu!” ajak Kenta.
“Hah?! Apa
apaan?!” Tappei kaget.
“Beli kuenya
2!” ujar Kenta.
“Silakan.
Berhati-hatilah.”
SRIIIINGG!!.
GUBRAK!
“Aduh…,”
rintih Kenta.
“Sakit, oi!
Jangan tindih aku!” teriak Tappei.
“Kita harus
cari Yuko dan yang lain!” tekad Kenta.
“Aku laper
nih, makan dulu, yuk!” ajak Tappei.
“Ya
sudah..,”
*********
“Duh…, kita
harus ngapain sekarang?” tanya Miiko.
“Gimana
kalau kita kerumah masing-masing? Lalu ketemu lagi disisni.” Usul Yuko.
“Oke. Yuk!”
*********
“Aku
pulang…,” ujar Miiko.
“Mi!, kok
lama sekali, sih?” tanya Momo.
“EH?! MOMO?!
Kau sudah besar sekalii!!” teriak Miiko.
“Duh, apa
maksudmu, sih? Kamu ngigau ya?” sahut Mamoru.
“Ya ampun!
Mamoruu!! Kamu kelas berapa?!” pekik Miiko.
“Gak lucu,
ah!”
*********
“Aku pulang!”
ujar Mari-chan.
“Eh, Mari
sudah pulang?” tanya seorang laki-laki.
“Ka…kamu
siapa?” tanya Mari-chan.
“Dia kakak
iparmu!” seru Kakak Mari-chan yang paling tua.
“HEH?!!
KAKAK SUDAH NIKAH?!!”
***********
“Aku
pulang…,” ujar Yuko.
“Kakak!
Akhirnya pulang.” Ujar adik Yuko.
“Ya ampun!
Kamu sudah dewasaaaa!!” teriak Yuko.
“Eh? E…emang
iya, kan?” adik Yuko mengangkat bahunya.
“Umurmu
berapa?!” tanya Yuko.
“Ng…,Kakak
lupa? Umurku 15 tahun.” Jawab Adik Yuko.
“APAAA?!!”
*********
Miiko, Yuko,
dan Mari-chan berkumpul lagi.
“Mamoru dan
Momo sudah mandiri..,” ujar Miiko.
“Kakakku
sudah menikah!”ujar Mari-chan.
“Adikku
sudah remaja!” ujar Yuko.
“Ngomong-ngomong,
apa tujuan kita kesini, tadi?” tanya Mari-chan.
“Oh, ya!
Tujuan kita kesini, kan, untuk melihat apakah Tappei masih bersikap iseng
meskipun sudah dewasa!” Timpal Miiko.
“Tapi….,
Tappei dimana?” tanya Yuko.
********
“Fwah…,
enak, ya makanannya. Murah lagi!” kata Kenta.
“Memang
murah! Ini, kan makanan waktu kita masih kelas 6!” ujar Tappei.
“Lho? Kita
kan memang masih kelas 6 sd?” ucap Kenta.
“Memang!
Makanan kayak gini, sudah gak jaman lagi! Mankanya harganya murah.” Ujar
Tappei.
“Tujuan kita
kesini itu ngapain, sih?” tanya Kenta.
“Aku gak
tau! Kan kamu yang ngajak! Gimana, sih?!!” bentak Tappei.
“Ta…,Tappei!
Lihat deh!” Kenta mengguncang tubuh Tappei.
“Liat apa?!”
tanya Tappei.
“Itu…,
kayaknya Yamada, deh?” ujar Kenta.
“Mana?!”
tanya Tappei.
“Yuko!”
panggil Kenta.
“Kenta?!”
pekik Yuko.
“Wah…, kalau
kita tidak makan kue itu, kita tidak akan bertemu!” kata Kenta.
“Jadi,
kalian berdua juga makan kue itu?!” tanya Mari-chan.
“iya.” Jawab
Kenta pendek.
“Lumayan
juga kau, sudah tidak cebol lagi!” ejek Tappei.
“Huh!
Ternyata Tappei masih suka mengejek!” cibir Miiko.
“Teman-teman!
Sudah malam! Bagaimana ini? Kita harus kembali kedunia kita!” ujar Yuko.
“Makanlah
kue ini lagi.” Seru sipenyihir aneh tiba-tiba.
“WHUAH! Dasar
ngagetin!” sembur Kenta.
*********
“Untung bisa
pulang..,” ucap Miiko lega.
“Iya. Kalo
ngak, kamu pasti langsung kikuk!” ejek Tappei lagi.
“Aku ngak
mau kembali ke dunia itu, lagi! Tappei nanti mengejek lagi!” celoteh Miiko.
Tappei terdiam.
“Sebenarnya……,
aku ngak bermaksud mengejekmu, kok.”
“Eh?”
“Sampai
nanti.” Ujar Tappei sambil berjalan kerumahnya.
Sebenarnya…., aku ngak bermaksud
mengejekmu, kok.
“Lalu kenapa
mengejek, dong?!!” gumam Miiko emosi.
“Miiko!”
sahut Mama. Mama membawa tas belanjaan sambil menggendong Momo.
“Siapa yang
jaga rumah?” tanya Mama.
“Eh….? Gak
tau.” Jawab Miiko.
“Dasar! Ayo
cepat!”
-selesai-
Cermin
dikamar mandi
“Mari-chan….,
kamu kenapa?” tanya Miiko.
“Hah.., aku
memikirkan ide cerita komikku selanjutnya. Aku bingung mau gambar apa.” Jawab
Mari-chan.
“Gimana
kalau cerita horror?” sahut Akane tiba-tiba.
“Cerita
horror?” ulang Mari-chan.
“Iya! Cerita
horror lagi beken di sekolah kita!” ujar Akane.
“Cerita
apa?” tanya Miiko.
“Pasti
cerita cermin, itu!” sambung Yuko.
“HWA! Yuko
bikin jantungan!” pekik Miiko dan Mari-chan.
“maaf,” Yuko
nyengir.
“Cermin apa,
sih?” tanya Akane.
“masa kamu
gak tau? Itu lho, yang dikamar mandi cewek!” jawab Yuko.
“Oh, yang
katanya kalau melihat cermin itu ada sesosok cewek cantik ya, dibelakang?”
tanya Akane.
“Apa?! Cewek
cantik?! Setan?!” tanya Miiko.
“Tolong
ceritakan selengkapnya!” pinta Mari-chan.
“Kata kakak
kelas ada seorang anak cowok yang salah masuk kamar mandi, terus, dia lihat
sosok cewek cantik. Dan tiba-tiba aja cowok itu langsung kepeleset!” jelas
Yuko.
“Apa
seremnya cerita kayak gitu?” tanya Mari-chan.
“Ada
seremnya, lah. Masa tiba-tiba cowok itu kepeleset? Ya ngak?” tanya Akane.
“Hmm…,”
Mari-chan bergumam.
********
“Haduh..,
Mari-chan! Sampai kapan kita mau dikamar mandi ini?” tanya Miiko.
“Miiko
berisik, ih! Kalau mau, sana pulang!” ketus Mari-chan.
“Huh!” Miiko
ngambek.
“Kira-kira,
kalau aku ngaca, hantunya keluar gak, ya?” gumam Mari-chan.
“APA?!
Jangan Mari-chan!” Miiko menggenggam tangan Mari-chan.
“Gak usah
khawatir, Miiko,” ucap Mari-chan. Mari-chan berkaca.
“Jangan
Mari-chan! Nanti ada hantu bibir doer!” ujar Miiko asal.
“Jangan
bercanda, Miiko! Emang ini film yokai
wathc?!” sergah Mari-chan.
“Ma…Mari-chan!
Itu, itu…!” Yuko menunjuk cermin.
“AAAH!! ADA
BAYANGAN CEWEK CANTIK!!” pekik Mari-chan.
“MANA?!”
tanya Miiko.
“I…ITU!!”
teriak Yuko.
“HEI! Kalian
sedang apa?! Kenapa teriak-teriak, sih?! Pulang sana! Sudah sore!!” tegur Pak
Onishi. Miiko, Yuko, dan Mari-chan langsung pergi.
“Kira-kira,
siapa ya, cewek itu tadi?” tanya Mari-chan.
“Ya, pasti
hantulah!” semprot Miiko.
“Tapi..,
kalian gak lihat, ya? Wajah hantu itu kayak lagi sedih.” Ujar Yuko.
“Ah.., masa
ada hantu sedih? Kita beli es krim saja, yuk!” ajak Miiko.
*************
Dirumah
Yuko….,
“Tolong aku….,”
“Kamu siapa?!” tanya Yuko.
“Cermin….., Pak Onishi…,” bayangan
itu menghilang.
“AAAH!!?”
jerit Yuko.
“Mimpi?”
Yuko terdiam.
“Cermin……,Pak Onishi…,” Yuko terdiam.
“Maksudnya
apa, ya?” gumam Yuko.
*******
“Hantunya
masuk kemimpimu?”
“Iya! Dia
minta tolong katanya.” Kata Yuko.
“Minta
tolong apa?” tanya Miiko.
“Hantu itu
bilang, Cermin…., Pak Onishi…..,”
jawab Yuko
“Gimana,
sih, maksudnya?” tanya Mari-chan.
“Ah! Aku
tahu! Dia pasti minta tolongin masukan dia dalam cermin Pak Onishi! Dia udah
gak tahan kali, lihat pemandangan orang pipis dan berak! Hahaha!..,” Miiko
tertawa geli. Mari-chan dan Yuko ikut tertawa. (Yuko hanya tertawa kecil ).
***********
“Kok
hantunya gak keluar, sih?” tanya Mari-chan.
“Coba kamu
ngaca!” suruh Miiko. Mari-chan berkaca. Hantu itu muncul lagi.
“Kamu ingin
minta tolong apa?” tanya Yuko. Hantu itu diam.
“Namamu
siapa?” tanya Miiko.
“Namaku, Toshiro Hanami. Kalau
kalian?” tanya hantu itu, eh, Hanami maksudnya.
“Aku Miiko.”
“Yuko.”
“Mari.”
“Jadi
sebenarnya, kamu minta tolong apa, Hanami?” tanya Yuko lagi.
“Kalian yakin bisa membantu?” tanya Hanami. Miiko, Yuko, dan
Mari-chan mengangguk.
“Dulu, aku dan Pak Onishi adalah sahabat.
Rumah kami bersebelahan. Suatu hari, aku kecelakaan. Aku tidak tau perasaan Pak
Onishi saat aku mati. Apakah dia masih ingat aku? Itu sebabnya, aku masuk ke
mimpimu, Yuko.” Cerita Hanami.
“Jadi? Kau
ingin agar kita mengingatkan Pak Onishi tentangmu?” tanya Miiko. Hanami
mengangguk. Miiko, Yuko, dan Mari-chan pergi kekantor guru.
“Permisi,
Pak…,” ucap Miiko.
“Yamada?,
Ogawa?, Shimura? Kenapa kalian masih di sekolah? Cepat pulang!” suruh Pak
Onishi.
“Bu…,bukan
begitu, Pak! Kami ingin menyampaikan sesuatu.” Ujar Yuko. Kemudian ia
menjelaskan semua.
“Hanami?
Siapa?” tanya Pak Onishi.
“Ayo ikut
kami ke kamar mandi, Pak!” ajak Miiko.
********
“Hanami!
Keluar, dong!” panggil Mari-chan.
“Mari-chan!
Kamu ngaca lagi, sana!” suruh Miiko. Mari-chan berkaca. Hanami muncul.
“Hanami!
Ini, Pak Onishi.” Ujar Mari-chan.
“Pak….., Onishi? Tapi kok tua?…,” ujar Hanami.
“Yaelah!
Namanya juga ‘Pak’ ya pasti udah tua, lah!” celetuk Miiko.
“Ha…Hanami?
Toshiro Hanami?” ujar Pak Onishi tak percaya.
“Ternyata, kamu masih ingat, syukurlah.” Ucap Hanami.
“Iya. Kamu
kan, sahabatku, pasti akan selalu kuingat bahkan walaupun kamu sudah mati.”
Ujar Pak Onishi.
“Terima kasih, Miiko, Yuko, Mari.
Kalau kalian tak ada, aku takkan bisa melihat Pak Onishi.” Ucap Hanami. Kemudian samar-samar
bayangannya mulai hilang.
********
“Berarti..,
kisah anak laki-laki yang terpeleset gara-gara hantu cewek di cermin itu,
bohong, ya, Pak?” tanya Miiko.
“Hahaha…..,
sebenarnya, anak laki-laki itu, Bapak.” Kata Pak Onishi.
“Eeh?!!”
“Waktu itu,
Bapak sangat kebelet pipis. Mankanya, Bapak sampai salah masuk kamar mandi.
Selesai pipis, Bapak keluar, dan di cermin ada bayangan seorang gadis
dibelakang. Bapak baru sadar, kalau ini kamar mandi perempuan, Bapak mau lari
tapi malah terpeleset, dan jatuh.” Jelas Pak Onishi panjang dan lebar.
“Hahaha….!
Jadi cewek itu bukan hantu, ya?” tanya Mari-chan. Pak Onishi mengangguk.
“Sudah,
kalian cepatlah pulang! Sudah sore!” suruh Pak Onishi. Miiko, Yuko, dan
Mari-chan pulang dengan perasaan lega.
-selesai-
Hadiah untuk
Miiko
“Teman-teman!
Datang ya, ke pesta natalku!” ajak Mari-chan.
“Asyiik!
Pasti seru, nih!” ujar Miiko.
*********
“Boleh ya,
Ma? 500 yen…, saja…,” mohon Miiko.
“Gak boleh.”
Jawab Mama.
“Tapi
uangnya buat beli kado natal untuk tukaran kado dirumah Mari-chan!.”
“Tetap tidak
boleh. Buatkan saja sesuatu!” suruh Mama. Miiko masuk kamar.
“Aku harus
kasih apa, ya?” gumam Miiko. Kemudian ia ingat sesuatu. Dia mengobrak-abrik
kamarnya.( yang sudah berantakan sebelum diobrak-abrik. )
“Aha! Ini
dia….!” Ujar Miiko sambil mengangkat sebuah notes kuning polos.
“Notes ini,
belum pernah kupakai, dan masih bagus! Tinggal ditempeli stiker!” ucap Miiko.
**********
“Aku
pulang!” ujar Tappei.
“Ma. Aku
boleh ambil satu barang untuk kado pesta natal?” tanya Tappei.
“Pesta natal
dimana?” tanya Mama Tappei.
“Di rumah
Shimura.” Jawab Tappei. Dia lalu pergi untuk mencari barang.
“Hihihi….,
muka celengan ini mirip Yamada.” Ujar Tappei. Dia menuliskan tulisan, mirip Yamada di bawah celengan babi itu.
Disebelahnya juga ada celengan babi yang sama.
**********
“Aduuh! Aku
hampir telat!” kata Tappei. Dia buru-buru memasukan celengan babi itu, tapi dia
salah mengambil. Dia malah mengambil yang ada tulisan mirip Yamada. ( Rupanya sama, sih..,)
**********
“Silakan
dinikmati ya, teman-teman!” ujar Mari-chan. Akhirnya, sesi tukar kado dimulai.
“Miiko, buka
dong, kadomu.” Suruh Mari-chan.
“Loh,
Yamada? Ada tulisan dibawah celengan itu.” Ujar Yoshida. GLEK! Tappei kaget.
Berarti, dia salah ambil? Pikirnya.
“Eh? Mirip Yamada?”Miiko terdiam.
“Wah, kalau
ini, sih, pasti Tappei!” ceplos Kenta. Wajah Miiko merah padam. Disekitar
tubuhnya ada api.
BUK! BUK!
BUK! BUK!
“Kan aku
sudah bilang, maaf, Yamada..!!” teriak Tappei.
“Memang
mukaku mirip babi?!!!” bentak Miiko.
“hah…,
biarkan saja mereka berantem!.” Ujar Mari-chan.
“Kalau ada
yang luka gimana?” tanya Yuko.
“Sudah, gak
usah dipikirkan, Yuko! Makan kue saja, yuk!” ajak Kenta.
-selesai-
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejak kalian dengan sopan, ya. Terima kasih.