Legenda buku
tanah
Di sebuah
desa, hiduplah seorang wanita tua bersama anak gadisnya cantik. Bernama Ratna
Ningsih. Karena kecantikannya, tak ayal banyak bangsawan yang melamarnya.
Namun, selalu ditolak oleh Ibunya. Alasanya, karena Ratna masih muda. Ia baru
berumur 17 tahun. Sementara, para bangsawan yang melamarnya sudah berusia
diatas 20 tahun. Suatu hari, Ibunya menyuruh Ratna membeli beras.
“Ibu saja,
sih! Kan tokonya dekat!” tolak Ratna.
“Ibu lagi
masak, nak.., tolong belikan.” Pinta Ibu. Ratna mengeluh. Saat dalam
perjalanan, Ratna dikerumuni orang-orang.
“Wahai gadis
cantik, bolehkah aku melamarmu?” tanya seorang pangeran.
“Baik, kalau
begitu, lamarlah aku seminggu lagi.” Jawab Ratna.
Seminggu
telah berlalu. Tibalah saat hari ulang tahun Ratna Ningsih.
“Anakku,
dihari ulang tahunmu ini, kau mau meminta apa?” tanya Ibu.
“Aku ingin
Ibu membelikanku baju indah di kota sana.” Ujar Ratna.
“Kota? Butuh
perjalanan 3 hari menuju kota. Apa kau yakin bisa tinggal disini sendirian
selama 3 hari?” tanya Ibu.
“Iya.” Jawab
Ratna Ningsih.
“Ini buku.
Untuk mencatat apa saja yang kaulakukan selama 3 hari.” Kata sang Ibu sambil
menyodorkan sebuah buku tua. Sang Ibu lalu pergi.
“Cih. Ini
hanya buku tua tak berguna.” Ratna melempar buku itu. Tak lama kemudian,
anggota kerajaan datang melamar. Esok harinya, Ratna Ningsih mengadakan
pernikahan super mewah dengan pangeran. Akhirnya, Ibu Ratna pulang. Begitu
kagetnya sang Ibu begitu melihat anak kesanyangannya tidak ada dirumahnya. Lebih terkejutnya lagi, melihat anaknya sudah
mengenakan pakaian istana bersama seorang lelaki yang tak lain adalah pangeran.
“Ratna..,
apa yang terjadi padamu?” tanya sang Ibu.
“Aku sudah
bukan anakmu lagi! Kini, aku adalah menantu Raja!” bentak Ratna Ningsih.
“Kau…, kau
menikah diam-diam tanpa sepengetahuanku?!” tanya Ibunya kaget.
“Memang,
kenapa kalau aku menikah diam-diam?!” tanya Ratna Ningsih sinis.
“Sungguh kau
sangat durhaka, nak! Semoga kau mendapat ganjaran yang setimpal!” kutuk sang
Ibu. Tiba-tiba, tanah berguncang. Ratna Ningsih tersedot kedalam buku tua yang
Ibunya berikan. Ratna Ningsih berteriak meminta tolong. Tapi buku itu sudah
tenggelam didalam tanah. Sang pangeran yang iba, meminta Ibu Ratna bekerja
sebagai pelayan dikerajaan. Ibunya Ratna Ningsih pun, hidup dikerajaan dan menjadi
pelayan favorit Raja dan Ratu. Konon, buku tua yang tenggelam didalam perut
bumi itu, dinamai buku tanah. Hanya Ibu Ratna dan keturunannya yang bisa
membuka buku itu, kecuali……, Ratna Ningsih.
********
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejak kalian dengan sopan, ya. Terima kasih.